Sejarah Berdirinya GKI Pondok Makmur

  •  MASA PERINTISAN

Pada tahun 1983, di Tangerang mulai dibangun komplek-komplek perumahan baru sebagai daerah penyangga Ibu Kota Jakarta. Perumahan Pondok Makmur adalah salah satu komplek perumahan dari sekian banyak komplek perumahan tersebut. Pada saat itu, banyak pendatang dari Jakarta dan sekitarnya yang mulai bertempat tinggal di Pondok Makmur.

Lokasi perumahan Pondok Makmur pada saat itu dapat dikatakan termasuk daerah pelosok atau terpencil. Oleh karena itu, muncul permasalahan mengenai akses Jemaat Gereja Kristen Indonesia (selanjutnya: GKI) Sutopo yang tinggal di Pondok Makmur untuk beribadah di GKI Sutopo (jarak dari Perumahan Pondok Makmur ke GKI Sutopo kurang lebih 8 kilometer). Akan tetapi, keadaan  ini justru menjadi titik tolak terbentuknya persekutuan yang bersifat oikumene pada tahun 1984. Persekutuan ini dimotori oleh empat keluarga yang kebetulan adalah anggota Jemaat GKI Sutopo: Keluarga Irianto Darsono, keluarga Bambang Supriono, keluarga Gorde Hidayat, dan keluarga Alex Tjahyo. Pada saat itu, persekutuan dilayani oleh Pendeta Hari Siswoyo.

Waktu terus berjalan, tidak terasa telah setahun waktu berlalu. Kegiatan persekutuan oikumene tersebut menunjukkan perkembangan yang cukup mengembirakan. Maka atas dasar itulah Majelis Jemaat GKI Sutopo mengangkat salah satu anggota Jemaat, yakni Irianto Darsono dalam pelayanan Majelis Jemaat yang diberikan tugas untuk memimpin dan mengembangkan Persekutuan Oikumene Pondok Makmur sebagai bagian dari wilayah pelayanan GKI Sutopo Tangerang pada tahun 1985.

Dengan adanya penugasan tersebut, maka pelayanan Jemaat di Pondok Makmur menjadi semakin terfokus dan terarah. Kegiatan yang sebelumnya terbatas hanya dalam bentuk persekutuan dan Kebaktian Rumah Tangga yang berpindah-pindah, di kemudian hari mulai terpikirkan untuk membentuk Sekolah Minggu sebagai wujud kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Menjelang perayaan Natal tahun 1985, Komisi Anak GKI Sutopo yang dimotori oleh saudari Tjoa Sioe Kiok, memulai pelayanan Sekolah Minggu dengan mengambil tempat di Jalan Subur VII Nomor 15 Perumahan Pondok Makmur. Melihat adanya Sekolah Minggu yang baru ada satu-satunya di Pondok Makmur tersebut, banyak jemaat dari Gereja lain mengikutsertakan putra-putrinya dalam kebaktian Sekolah Minggu di Pondok Makmur.

Paska perintisan Sekolah Minggu dan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pelayanan di wilayah Pondok Makmur, maka Majelis Jemaat GKI Sutopo mulai memikirkan untuk mengadakan Kebaktian Umum Minggu bagi anggota Jemaat usia Dewasa. Maka pada tahun 1987, tepatnya pada tanggal 13 Agustus 1987, dilangsungkanlah Kebaktian Umum Minggu yang pertama dalam Pos Kebaktian Pelayanan dan Kesaksian (selanjutnya: KPK) Pondok Makmur. Kebaktian Umum Minggu perdana tersebut dilayani oleh Pendeta Hari Siswoyo dengan memanfaatkan rumah kosong milik Keluarga Santoso Wijaya (anggota Jemaat GKI Gunung Sahari), yang terletak di Jalan Subur I Nomor 1 Perumahan Pondok Makmur. Pada waktu kemudian, Kebaktian Umum Minggu tersebut dilaksanakan setiap dua minggu sekali, dengan alasan sambil melihat kesetiaan dan ketekunan jemaat untuk melakukan persekutuan ibadah di Pos KPK Pondok Makmur.

Pada tahun 1989, pemilik rumah di jalan Subur I nomor 1 tersebut menyatakan keinginan untuk menempati rumahnya. Maka dengan swadaya Jemaat melalui pencarian dana serta dukungan dana alokasi dari Majelis Jemaat GKI Sutopo, dibelilah secara over kredit sebuah rumah berukuran 70 x 230 meter persegi di Jalan Bahagia Raya C2 Nomor 16. Adapun pembayaran cicilan setiap bulannya menjadi tanggung jawab Jemaat Pos KPK Pondok Makmur.

Pada tahun 1990, sisa tanah kosong seluas 75 meter persegi mulai dibangun untuk keperluan tempat kebaktian secara terpisah dari rumah induk yang dipakai sebagai sekretariat, kamar koster, dan kamar pengerja. Dengan tersedianya tempat ibadah yang cukup memadai, maka seluruh kegiatan dapat dilakukan di satu tempat dan tidak terpisah-pisah. Sarana tempat ibadah ini berpengaruh terhadap perkembangan jumlah Jemaat pada tahun itu yaitu dari 15 orang bertambah menjadi 45 orang.

Lokasi perumahan Pondok Makmur pada saat itu dapat dikatakan termasuk daerah pelosok atau terpencil. Oleh karena itu, muncul permasalahan mengenai akses Jemaat Gereja Kristen Indonesia (selanjutnya: GKI) Sutopo yang tinggal di Pondok Makmur untuk beribadah di GKI Sutopo (jarak dari Perumahan Pondok Makmur ke GKI Sutopo kurang lebih 8 kilometer). Akan tetapi, keadaan  ini justru menjadi titik tolak terbentuknya persekutuan yang bersifat oikumene pada tahun 1984. Persekutuan ini dimotori oleh empat keluarga yang kebetulan adalah anggota Jemaat GKI Sutopo: Keluarga Irianto Darsono, keluarga Bambang Supriono, keluarga Gorde Hidayat, dan keluarga Alex Tjahyo. Pada saat itu, persekutuan dilayani oleh Pendeta Hari Siswoyo.

Waktu terus berjalan, tidak terasa telah setahun waktu berlalu. Kegiatan persekutuan oikumene tersebut menunjukkan perkembangan yang cukup mengembirakan. Maka atas dasar itulah Majelis Jemaat GKI Sutopo mengangkat salah satu anggota Jemaat, yakni Irianto Darsono dalam pelayanan Majelis Jemaat yang diberikan tugas untuk memimpin dan mengembangkan Persekutuan Oikumene Pondok Makmur sebagai bagian dari wilayah pelayanan GKI Sutopo Tangerang pada tahun 1985.

Dengan adanya penugasan tersebut, maka pelayanan Jemaat di Pondok Makmur menjadi semakin terfokus dan terarah. Kegiatan yang sebelumnya terbatas hanya dalam bentuk persekutuan dan Kebaktian Rumah Tangga yang berpindah-pindah, di kemudian hari mulai terpikirkan untuk membentuk Sekolah Minggu sebagai wujud kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Menjelang perayaan Natal tahun 1985, Komisi Anak GKI Sutopo yang dimotori oleh saudari Tjoa Sioe Kiok, memulai pelayanan Sekolah Minggu dengan mengambil tempat di Jalan Subur VII Nomor 15 Perumahan Pondok Makmur. Melihat adanya Sekolah Minggu yang baru ada satu-satunya di Pondok Makmur tersebut, banyak jemaat dari Gereja lain mengikutsertakan putra-putrinya dalam kebaktian Sekolah Minggu di Pondok Makmur.

  •  MASA PEMANTAPAN 1991 – 1999

Setelah melalui perintisan yang cukup pelik (mengingat daerah Pondok Makmur berada di tengah-tengah perkampungan lokal yang cukup fanatik) dan melalui berbagai pasang surut, maka pada periode ini telah dapat dicapai suatu kemapanan dalam banyak hal. Pada periode perintisan, kepengurusan masih bersifat kolektif tetapi pada periode pemantapan telah tersusun dengan baik struktur organisasi yang jelas dan kegiatan peribadahan berkembang tidak terbatas pada Kebaktian Umum Minggu tetapi sudah melebar pada kegiatan lain sebagaimana layaknya sebuah Gereja.

            Pada masa pemantapan, anggota Jemaat telah teruji kesetiaannya untuk hadir dan ambil bagian dalam setiap kegiatan pelayanan yang diadakan. Kelas katekisasi mulai dirintis sebagai tanda pertumbuhan sebuah Gereja, jumlah pengunjung kebaktian berkisar kurang lebih 60 orang pada setiap ibadah Minggu.

Pada masa perintisan, kegiatan Gereja masih dianggap sesuatu yang aneh dan sering mendapat gangguan, tetapi pada periode pemantapan, keberadaan gereja telah mendapatkan pengakuan dan perlakuan yang baik dari warga sekitar. Situasi yang kondusif ini memungkinkan kebaktian umum minggu yang tadinya berjalan dua minggu sekali menjadi setiap minggu. Hal ini ditopang oleh keterlibatan warga Gereja yang ikut menyatu dengan kegiatan masyarakat sekitar. Gereja tidak menjadi eksklusif melainkan dapat menjadi berkat bagi sesamanya. Tercatat beberapa nama pada periode ini yang menjadi pengurus dan motor kegiatan di Pos KPK Pondok Makmur, yaitu: Keluarga Stevanus Uneputy, Keluarga Sutomo, Keluarga Suharto, Keluarga Sabeno, Keluarga Ibrahim, dan Keluarga Supriyono.

  • MASA PENGEMBANGAN (TAHUN 2000)

Sadar akan tanggung jawab terhadap pertumbuhan Gereja setelah melalui pergumulan selama dua tahun terakhir dan ditunjang oleh perkembangan Jemaat, maka memasuki tahun 2000 di mana semua kegiatan pelayanan telah dicakup sebagaimana layaknya sebuah Gereja, maka mulai dipikirkan untuk meningkatkan status dari Pos KPK menjadi Bakal Jemaat (selanjutnya: Bajem).

            Untuk menuju ke arah itu, upaya-upaya persiapan dan penataaan dalam rangka menjadi Bajem mulai dilakukan. Langkah-langkah persiapan tersebut adalah:

  1. Pembenahan di bidang sarana – pra-sarana yang meliputi kegiatan penghimpunan dana untuk membeli sebuah rumah yang terletak di sebelah rumah ibadah lama, dan merencanakan untuk segera membangunnya. Puji Tuhan, pada tahun 2002 berhasil dibeli sebuah rumah di sebelah Gereja seluas 150 meter persegi. Berikut pada awal tahun 2003 atas perkenan Tuhan, kembali dibeli sebuah rumah seluas 150 Meter persegi yang terletak di belakang rumah yang baru dibeli sebelumnya.
  2. Seiring dengan telah berhasilnya membeli kedua rumah tersebut, rencana untuk membangunnya dengan menggabungkan dua rumah yang baru dibeli terakhir mulai dicanangkan. Akhirnya dengan pertolongan Tuhan, pembangunan dapat segera direalisasikan. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 19 Juli 2003 oleh Pendeta Jimmer L. G. Saragih. Peresmian gedung Gereja diadakan dalam kebaktian Minggu pada tanggal 25 April 2004 oleh Pendeta Seph Davidy Jonazh. Pada periode 2000 sampai dengan awal 2004 jumlah pengunjung kebaktian meningkat rata-rata mencapai 70 sampai 125 orang pada setiap kebaktian. Pada periode ini kebaktian Pra-remaja, Remaja, dan Pemuda mulai dilaksanakan. Demikian juga mulai diaktifkan secara berkala dan terprogram Persekutuan Doa Pagi, Pemahaman Alkitab, dan Kebaktian Komisi Dewasa.

 

Apabila pada periode pemantapan para perintis masih terlibat dalam kepengurusan, maka pada periode pengembangan ini dimunculkan wajah-wajah baru yang potensial dengan misi agar Gereja tumbuh secara berkesinambungan.

  • MASA PERSIAPAN MENUJU PELEMBAGAAN

Setelah peningkatan status menjadi Bakal Jemaat  pada tahun 2004, maka telah diambil langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan diri menjadi jemaat yang dewasa, mandiri, dan visioner, antara lain:

1.Bidang Pembangunan Jemaat

Telah dilaksanakan rangkaian paket pembinaan untuk pengurus, aktifis, dan jemaat periode 2004 – 2011 dengan materi yang meliputi :

  1. Alkitab
  2. Doa
  3. Panggilan dan Tugas Gereja
  4. Bertumbuh Dewasa Mengemban Panggilan Tuhan
  5. Tantangan Sekitar
  6. Yang menanam dan yang menyiram sama
  7. Rapat Gerejawi
  8. Keuangan dan dana Gereja
  9. Spiritualitas Pelayanan
  10. Organisasi dan Job Descricption
  11. Tata Gereja dan Tata Tertib GKI
  12. Liturgi dan Leksionari

Kemudian sesuai pertimbangan dari BPMS, GKI Sutopo bersama Klasis Banten menyelenggarakan berbagai paket Bina Jemaat  dengan materi sebagai berikut :

  1. Penyiapan Visi dan Misi oleh Pdt.Em.DR.Lazarus H. Purwanto
  2. Pemahaman Tentang Tata Gereja dan Tata laksana GKI oleh Pdt.Em.DR.Lazarus H. Purwanto
  3. Pembangunan Jemaat oleh Pdt.Em.DR.Lazarus H. Purwanto
  4. Bingkai ajaran GKI oleh Pdt.Em.Kuntadi Sumadikarya
  5. Spritualitas Pelayanan Oleh Pdt.Em.Kuntadi Sumadikarya
  6. Kesaksian Pelayanan/Misi oleh Pdt.Santoni
  7. Peribadatan oleh Pdt.Santoni
  8. Sistem Organisasi/manajemen Gereja oleh Pdt. Santoni

Pembinaan berkelanjutan oleh GKI Sutopo dan BPMK GKI Klasis Banten

  1. Persiapan Jemaat Menyambut Pelembagaan (Tema: bangkit bersama membangun gereja) oleh Pdt. Jimmer LG Saragih
  2. Penggembalaan oleh Pdt. Benny Halim

2. Bidang Sarana Penunjang

  1. Pengadaan Pastori seluas 150 meter persegi
  2. Pengadaan kendaraan operasional Gereja yaitu Mobil Suzuki APV dan sepeda Motor Yamaha.
  3. Melengkapi sarana ibadah berupa LCD, Proyektor, tambahan AC (Air Conditioner), pemasangan kanopi didepan gereja.

3. Bidang Persekutuan

  1. Melakukan pembentukan Pengurus Wilayah yang bertugas membantu penyelenggaraan kebaktian-kebaktian di wilayah seperti kebaktian Rumah Tangga, syukur dan penghiburan. Wilayah yang dimaksud meliputi Wilayah Pondok Makmur, Wilayah Keroncong dan Wilayah Taman Cibodas.
  2. Pembentukan P3 (Panitia Pencari Pendeta) dalam rangka mempersiapkan calon Pendeta dengan maksud mendapatkan calon Pendeta yang dapat ditahbiskan bersamaan dengan rencana pelembagaan Bajem Pondok Makmur. Adapun hasil kerja P3 melalui Majelis GKI Sutopo sejak Oktober 2011 memanggil Sdr. Dimas Samuel S.Si.Teol dengan basis pelayanan GKI Sutopo Bakal Jemaat Pondok Makmur.